Kamis, 29 Maret 2012

Someone's quote

Aku sudah bernyanyi tapi kau tak juga menari.

Aku sudah menangis tapi kau tak juga mendengar.

Apa aku harus bernyanyi sambil menangis?

Rabu, 28 Maret 2012

Childhood


          Waktu gw masih TK, ketika itu gw lagi pariwisata, menggunakan bus. Terus gw buang bungkus permen ke jendela. eeeeh gw dimarahin sama temen gw, terus temen gw itu langsung teriak. "BU GURUUUUU,,, RIRIN BUANG SAMPAH DI JALAN TOL TUUUH BUUUU!!!!"
bu guru pun nyamperin gw, dan bilang dengan lembut ala-ala guru TK "Ririinn,, tidak boleh buang sampah di jalan tol yaah.." *senyum* | "iya buuu..", jawab gw dengan rasa dongkol karena temen gw yg lemes itu.
dan mulai dari hari itu terekam di otak gw, ooh, kalo di jalan tol tidak boleh buang sampah. okeee.. 

          Baru-baru ini gw keingetan tentang hal itu, dan gw tanya ke temen gw. "eh, kenapa sih kok kita enggak boleh buang sampah di tol??" temen gw jawab "oon banget sih loo,, dimana-mana juga gk boleh buang sampah sembarangann.. mau di tol kek atau dimana juga."
"enggaaakk,, soalnya dulu waktu TK gw dimarahin sm guru gw, gara2 gw buang sampah di tol", jawab gw.
temen gw nyaut, "ya pantesan aja mindset lo gk boleh buang sampah di tol, soalnya waktu itu lo dikasih tauinnya tidak boleh buang sampah di tol. Yang bener ya gk boleh buang sampah sembarangann.."

                                                ***

          Ketika gw SD, Sheila on 7 sedang booming-boomingnya. Dan gw, sangat-suka-sekali-sama-yang-namanya-Sheila on 7!
gw suka sama Duta, Adam dan Sakti. karena mereka guanteng tenan!! :D
Lo semua pasti tau deh S07 itu band yang berasal dari Yogyakarta.
          Naaahh,,, suatu hari ketika gw pulang kampung, gw pun jalan-jalan sama keluarga bertandang kerumah saudara-saudara di Jawa tengah sana. Ketika sesampainya di Jogja, gw pun ngerengek ke bokap nyokap untuk cari tau rumahnya Duta. "Paaakk,,, ini Jogja yaa?? cari rumahnya Duta yok paak, ayok buuu..." *ngerengek manja* dan mereka pun tidak mengiyakan gw. Waktu itu di mobil gw isinya gk cuma keluarga kecil gw, tapi sepupu gw pun juga berada di dalamnya. Sepupu gw umurnya beda lumayan jauh dari gw, sekitar 4-5 tahun. 
          Mungkin dia apa yaaa,,, kasian sama gw karena keinginan gw nggak diturutin, atau karena hal lain gw gk tau. Ketika melintasi sebuah rumah, dia pun bekerja sama dengan nyokap gw dengan berkata "tuh, rumahnya Duta tuuh" *sambil menunjuk ke rumah orang yang garasinya terbuka dengan mobil terpampang di halaman rumah dan ada orang yang lagi nyuci mobil itu* sepupu gw bilang "tuh Dia Dutanya lagi nyuci mobil." Saat itu mobil melaju sedikit cepat, jadi gw nggak ngeliat jelas muka orang yang lagi nyuci mobil itu. Gw pun mempercayainya, secara yang lagi nyuci mobil itu adalah laki-laki, dan yaaaa berpotongan rambut mirip-mirip Duta gituu...
          Senengnya bukan main gw saat itu. Namanya juga anak kecil, dia pasti mau pamer, gak sabaran pengen cerita ke temen-temen klo abis ngelewatin rumahnya Duta. Liburan berakhir, gw pun masuk ke sekolah dan langsung aja gitu gw ceritain ke temen-temen klo gw abis ngelewatin rumahnya Duta waktu pulang kampung kemaren.
          Sekarang ini kalau dipikir-pikir kayanya nggak mungkin deh itu rumahnya Duta. Pasti waktu itu gw di boongin, Cuma biar gw diem aja. Biar gw nggak cerewet lagi. Nggak mungkin duta nyuci mobil di halaman rumah dengan pintu gerbang kebuka gitu. mau di serbu penggemar apa?? gak mungkin juga dia nyuci mobil sendiri saat dia lagi ngetop-ngetopnya. Pasti dia lagi sibuk manggung sana-sini lah. Dan gw pun mikir, haduuu,,, gampang banget ya gw di boongin, dasar anak kecil.

                                                          ***

Cukup dua aja cerita masa kecil gw. Dari dua cerita gw aja, udah bisa ditarik kesimpulan. Berkata jujurlah kepada anak kecil walaupun mereka mudah dibohongi. Karena memori masa kecil itu indah lagiii,,, menyenangkan. Dengan bangganya mereka cerita tentang hal yang baru aja mereka tau,eh gak tau nya itu bohong. Kan kesannya jadi gimanaaa gituu… Atau kaya cerita yang pertama. Seharusnya kalau kasih nasihat itu yang lengkap dan benar. Gw dinasehatin jangan buang sampah di tol. Ya jadinya gw mikir di tol itu nggak boleh buang sampah. Yaaahh.. walaupun gw tau buang sampah itu seharusnya di tempatnya. Tapi kalo dinasehatin-nya kaya gitu, gw jadi mikir lebih memprioritaskan tidak membuang sampah di tol. Istilahnya klo buang sampah di tol itu haram, tapi kalo tidak buang sampah di selain tol itu sunnah. (Tidak membuang sampah sembarangan itu bagus, buang sampah sembarangan juga gak papa.) Ngerti gak? Hahahaa… yaa begitulah. Intinya berbicaralah dengan jujur dan lengkap (nggak separo2) kepada anak2. Karena sesungguhnya ingatan ketika masih kecil itu lebih tajam ketimbang setelah anak itu beranjak dewasa.

Nb: gw jadi inget sepupu gw yang masih kecil. Gw lupa waktu itu dia kenapa, tp yang pasti dia nangis ke bapaknya. Mungkin karena mainannya rusak atau makanannya jatuh lah gw lupa. Dia nangis kejer, terus bapaknya bilang “sshhh,,, diam, nggak usah nangis. Nangis itu tidak menyelesaikan masalah”. Kemudian anaknya diam. Kemudian sambil dibantuin bapaknya, menyelesaikan hal yang buat dia nangis itu.
Hahaa.. lucu juga.. apa perlu anak kecil langsung aja dihadapi secara dewasa seperti itu?

nice to hear you through the phone :D really happy and i miss you so much mate. :)

Kamis, 22 Maret 2012

My opinion about child

Gw emang bukan psikolog anak, gw emang bukan seorang ahli bimbingan konseling, gw juga gak punya background tentang ilmu yang mempelajari tentang anak-anak. Tapi disini gw mendapat tempat untuk bebas mengutarakan pikiran gw. Jadi gw mencoba untuk numpahinnya disini tentang apa yang gw pikir ttg seorang anak kecil.

mungkin seorang anak (anak kecil) bisa merasakan ketegangan yang terjadi antara orang tuanya dengan orang lain. Jadi anaknya itu bertingkah nakal dengan orang lain tersebut.

mungkin kelakuan nakal anak kecil itu berasal dari rasa ketidak-nyamanan dia terhadap lingkungannya..

anak kecil memang belum mengenal masalah dan belum tau bagaimana cara mengatakan apa yang dia rasakan. Dia hanya dapat menunjukkan ketidak-nyamanannya itu dengan aksi (tingkah nakalnya itu).

Mungkin seperti aksi protes “hey, saya tidak nyaman”, “hey, saya tidak suka” tapi mereka tunjukan dengan sikap nakalnya.

Ketika seorang anak melihat orang tuanya terutama ibunya bersiteru dengan orang lain, pasti dia merasakan “kegalauan” dalam dirinya. Pasti dia ingin sekali membelanya. Yaah,, mungkin anak tersebut jadi ikut merasa apa yang dirasakan orang tuanya itu. Dan anak itu ingin membela orang tuanya, atau anak itu ingin menunjukkan protes bahwa dia tidak suka orang tuanya di “singgung” makanyaa anak kecil itu bersikap nakal.

Beginiii… sering kali ketika sedang bercerita tentang masa kecil, pasti saya selalu dibilang nakal, tukang usil, pokoknya selalu menjadi orang pertama yang membuat masalah. Entah saya suka mencubit duluan, atau apalah. Saya yang menjadi topic pembicaraan merasa terganggu karena sama sekali tidak ingat tentang semua hal-hal yang diceritakan itu.

Sebagai bentuk pembelaan diri, yaa saat itu pasti saya memiliki alasan kenapa saya berbuat seperti itu. Mengingat saya yang sekarang ini adalah tipe yang tidak pandai berbicara, tidak pandai membela diri, tidak pandai adu bacot, dan saya hanya memperlakukan seseorang sebagaimana mereka memperlakukan saya. Jadiii,, mungkin saat itu mreka duluan yang memulai, mereka duluan yang bersikap seperti itu terhadap saya, jadi saya memperlakukan mereka dengan hal yang sama..

Pada kenyataannya perasaan “kegalauan” saya yang saya rasakan karena ada “perseteruan” antara orang tua saya dan mereka, memang ada. Jadi saya pikir, saya tidak salah kalau saya bertindak nakal seperti itu. Yaah walaupun saya tidak tau apa penyebab adanya “perseteruan” itu. Namanya juga anak-anak. Pasti ada masa-masanya menjadi nakal, karena mereka tidak tau apa-apa, yang mereka pikir hanyalah main, main dan main, dan mereka sangat mencintai orang tuanya.

Tapi itu masa kecil. Dan saya yang sudah beranjak dewasa ini sedang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang cantik suatu saat nanti. Ulat jelek yang nakal itu akan hilang dan berubah menjadi kupu-kupu yang indah, seolah menghilangkan kejelekannya dahulu ketika masih menjadi seekor ulat.

FYI: gw suka banget kalo udah ngomongin tentang anak-anak. Bagaimana cara men-treat seorang anak, gimana seharusnya cara mendidik anak yang benar dan lain sebagainya. Dan sebenernya juga, gw mau kuliah jurusan psikologi, nantinya gw akan pilih jurusan psikologi anak. Tapiiii.. ternyata waktu seleksi ujian masuk jurusan psikologi, gw gk masuk. Hahaaa.. yaudah, gw coba2 aja deh jurusan lain. Terjebaklah gw di komunikasi peminatan Public Relations, yang nggak pernah gw bayangin dan pikirkan apa itu PR.sapai gw hampir lulus pun, gw gk begitu minat. -,-

###

Rabu, 21 Maret 2012

Nama : Karina Pratiwi
Hobi : day dream
Kesan : Karena hobinya yang suka melamun itu, sampai-sampai tadi waktu mandi pun mau naro gayung di tempat sikat gigi -,-

Selasa, 20 Maret 2012

Karina. Karin. Ririn

Malam adalah saat ketika kita bisa merenung dan berintropeksi diri. Suatu malam saya berpikir tentang diri saya, dan inilah hasilnya...

Intonasi bicara saya, sering kali menjadi masalah. Banyak orang sering salah paham karenanya. Mereka berpikir saya ini marah-marah & nyolot.

Suara saya memang pelan, dan jika saya sedikit mengeraskan suara, jatuhnya maksa dan kedengeran seperti sedang membentak.

Saya mencoba mengubah teknik berbicara menjadi seperti sedikit merajuk seperti anak kecil. Justru teknik itu membuat saya tidak didengar -,-

kalau sudah begitu, saya jadi kesal sendiri. Seringkali saya tidak didengar oleh lawan bicara saya.

Saya susah untuk serius, karenanya beberapa orang terkadang ragu dengan ucapan saya.ya, saya memang suka bercanda.

Saya senang bercerita. Sampai-sampai tidak ada hentinya saya berbicara dan bahkan sampai melebar kemana-mana, dan seringkali saya lupa apa inti dari cerita saya,lupa sebenarnya apa yang ingin saya sampaikan.

Saya terlalu ambil pusing omongan orang. Saya seringkali memikirkan hal-hal kecil yang sebenarnya kata orang tidak penting. Tapi entah menurut saya itu penting, karena dari hal-hal kecil dapat menyebabkan sesuatu menjadi besar. Satu contoh.Ketika seseorang berkata 'nyusahin gw aja sih lo' kata-kata itu selalu saya pikirkan. Saya selalu terngiang-ngiang dengan kalimat itu. Apakah saya memang begitu?? Sampai-sampai dia mengeluarkan kalimat seperti itu. Kemudian saya berpikir dan mengingat2 semua kejadian-kejadian yang menyangkut saya dengan orang itu. Saya berusaha mencari apa yang salah dengan saya.

Mudah tersinggung. Kata yang tepat untuk saya. Seringkali saya mendapat cap oon, lemot, lama nyambung dan kata-kata serupa makna lainnya. Iya, saya akui. Tapi coba kamu pikirkan, setiap saat kamu harus mendengar kalimat itu tertuju kepada kamu. Pasti kamu akan terusik. Apalagi ketika mood sedang kacau. Kalimat tersebut bagai api kecil yang menyulut seember minyak tanah. Itu salah satu contohnya.

Sering melihat ke belakang. Terbuai akan kenangan memang sulit dihindari. Apalagi jika itu adalah sebuah kenangan indah. Tapi apa jadinya jika kita terus berjalan di tempat karena kita sulit merelakan yang sudah lalu. Kalian dapat melihat saya. Ya, saya terjebak di ruang nostalgia. Entah, mungkin karena saya tukang menghayal, tukang melamun, jadi saya seringkali memutar kembali memori kenangan yang tersimpan di otak saya. Mudah saja jika saya ingin memberi contoh. Misal kemarin, ketika saya sedang membereskan kamar, saya menemukan sebuah buku diary, buku diary antara saya dan sahabat saya. Ketika melihatnya, saya tertegun dan menghentikan aktivitas yang semula saya kerjakan (membereskan kamar). Dan akhirnya pekerjaan saya tidak selesai karena saya asik memutar memori antara saya dan sahabat saya yang ada di dalam buku itu. Akibat lain dari kebiasaan saya memutar ulang memori yang sudah lalu adalah status saya yang sulit melanjutkan hidup yang ada sekarang (baca: move on) sehingga semua terbengkalai (termasuk skripsi saya) saya tidak berkembang. Saya masih sama seperti saya di 1 tahun lalu. Tidak ada yang berbeda, tidak ada kemajuan, mungkin sedikit perubahan; saya menjadi kacau.

Terkadang suatu benda dapat membuat kita memutar kembali kenangan yg ada di benda tersebut, wewangian, sebuah tempat, makanan, boneka, sebuah lagu bahkan mungkin sebatang lidi dapat melakukan itu. *km pasti menyetujui pernyataan saya*

Pelupa, kata yang tepat berikutnya untuk saya. Saya terkadang iseng melihat-lihat artikel di internet tentang kebiasaan pelupa ini. Banyak artikel berkata kebiasaan ini dapat disebabkan karena kurangnya waktu tidur (sehingga otak kurang istirahat), pola tidur yzng tidak menentu.

FYI. Tidur sangat penting bagi kesehatan otak dan dapat memulihkan ingatan kita. Karena saat tidur, otak kita merefresh kembali informasi-informasi yang telah kita terima. Saat kita tidur otak menyimpan semua informasi ke dalam folder2 di ingatan kita. Maka itu jika kita kurang tidur, kita jadi sering lupa, karena otak kita hanya diberikan waktu yang sedikit untuk menyusun informasi-informasi pada folder di memori otak kita. Saat me-refresh informasi itulah yang terkadang muncul di mimpi kita. Makanya kita sering memimpikan sesuatu yg sedang kita pikirkan, bermimpi sesuatu yang sudah terjadi sebelumnya. Dan justru orang yang tidurnya mengalami mimpi sebenarnya adalah orang yang tidurnya tidak nyenyak. Karena mereka telah berpikir terlalu berat sehingga ketika otak kita sedang me-refresh informasi, memori tersebut sampai terbawa ke alam bawah sadar kita.
(ini salah satu contoh kebiasaan saya yg gemar bercerita, saya ingin bercerita ttg diri saya, skrg saya malah bercerita ttg otak. Benar kan? Meracau kemana2)

Ah, sudahlah. Daripada saya semakin ngawur, kita sudahkan saja tulisan ini. Sekian.

###