Kamis, 29 Maret 2012
Someone's quote
Aku sudah menangis tapi kau tak juga mendengar.
Apa aku harus bernyanyi sambil menangis?
Rabu, 28 Maret 2012
Childhood
gw suka sama Duta, Adam dan Sakti. karena mereka guanteng tenan!! :D
Senengnya bukan main gw saat itu. Namanya juga anak kecil, dia pasti mau pamer, gak sabaran pengen cerita ke temen-temen klo abis ngelewatin rumahnya Duta. Liburan berakhir, gw pun masuk ke sekolah dan langsung aja gitu gw ceritain ke temen-temen klo gw abis ngelewatin rumahnya Duta waktu pulang kampung kemaren.
Kamis, 22 Maret 2012
My opinion about child
Gw emang bukan psikolog anak, gw emang bukan seorang ahli bimbingan konseling, gw juga gak punya background tentang ilmu yang mempelajari tentang anak-anak. Tapi disini gw mendapat tempat untuk bebas mengutarakan pikiran gw. Jadi gw mencoba untuk numpahinnya disini tentang apa yang gw pikir ttg seorang anak kecil.
mungkin seorang anak (anak kecil) bisa merasakan ketegangan yang terjadi antara orang tuanya dengan orang lain. Jadi anaknya itu bertingkah nakal dengan orang lain tersebut.
mungkin kelakuan nakal anak kecil itu berasal dari rasa ketidak-nyamanan dia terhadap lingkungannya..
anak kecil memang belum mengenal masalah dan belum tau bagaimana cara mengatakan apa yang dia rasakan. Dia hanya dapat menunjukkan ketidak-nyamanannya itu dengan aksi (tingkah nakalnya itu).
Mungkin seperti aksi protes “hey, saya tidak nyaman”, “hey, saya tidak suka” tapi mereka tunjukan dengan sikap nakalnya.
Ketika seorang anak melihat orang tuanya terutama ibunya bersiteru dengan orang lain, pasti dia merasakan “kegalauan” dalam dirinya. Pasti dia ingin sekali membelanya. Yaah,, mungkin anak tersebut jadi ikut merasa apa yang dirasakan orang tuanya itu. Dan anak itu ingin membela orang tuanya, atau anak itu ingin menunjukkan protes bahwa dia tidak suka orang tuanya di “singgung” makanyaa anak kecil itu bersikap nakal.
Beginiii… sering kali ketika sedang bercerita tentang masa kecil, pasti saya selalu dibilang nakal, tukang usil, pokoknya selalu menjadi orang pertama yang membuat masalah. Entah saya suka mencubit duluan, atau apalah. Saya yang menjadi topic pembicaraan merasa terganggu karena sama sekali tidak ingat tentang semua hal-hal yang diceritakan itu.
Sebagai bentuk pembelaan diri, yaa saat itu pasti saya memiliki alasan kenapa saya berbuat seperti itu. Mengingat saya yang sekarang ini adalah tipe yang tidak pandai berbicara, tidak pandai membela diri, tidak pandai adu bacot, dan saya hanya memperlakukan seseorang sebagaimana mereka memperlakukan saya. Jadiii,, mungkin saat itu mreka duluan yang memulai, mereka duluan yang bersikap seperti itu terhadap saya, jadi saya memperlakukan mereka dengan hal yang sama..
Pada kenyataannya perasaan “kegalauan” saya yang saya rasakan karena ada “perseteruan” antara orang tua saya dan mereka, memang ada. Jadi saya pikir, saya tidak salah kalau saya bertindak nakal seperti itu. Yaah walaupun saya tidak tau apa penyebab adanya “perseteruan” itu. Namanya juga anak-anak. Pasti ada masa-masanya menjadi nakal, karena mereka tidak tau apa-apa, yang mereka pikir hanyalah main, main dan main, dan mereka sangat mencintai orang tuanya.
Tapi itu masa kecil. Dan saya yang sudah beranjak dewasa ini sedang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang cantik suatu saat nanti. Ulat jelek yang nakal itu akan hilang dan berubah menjadi kupu-kupu yang indah, seolah menghilangkan kejelekannya dahulu ketika masih menjadi seekor ulat.
FYI: gw suka banget kalo udah ngomongin tentang anak-anak. Bagaimana cara men-treat seorang anak, gimana seharusnya cara mendidik anak yang benar dan lain sebagainya. Dan sebenernya juga, gw mau kuliah jurusan psikologi, nantinya gw akan pilih jurusan psikologi anak. Tapiiii.. ternyata waktu seleksi ujian masuk jurusan psikologi, gw gk masuk. Hahaaa.. yaudah, gw coba2 aja deh jurusan lain. Terjebaklah gw di komunikasi peminatan Public Relations, yang nggak pernah gw bayangin dan pikirkan apa itu PR.sapai gw hampir lulus pun, gw gk begitu minat. -,-
###
Rabu, 21 Maret 2012
Selasa, 20 Maret 2012
Karina. Karin. Ririn
Malam adalah saat ketika kita bisa merenung dan berintropeksi diri. Suatu malam saya berpikir tentang diri saya, dan inilah hasilnya...
Intonasi bicara saya, sering kali menjadi masalah. Banyak orang sering salah paham karenanya. Mereka berpikir saya ini marah-marah & nyolot.
Suara saya memang pelan, dan jika saya sedikit mengeraskan suara, jatuhnya maksa dan kedengeran seperti sedang membentak.
Saya mencoba mengubah teknik berbicara menjadi seperti sedikit merajuk seperti anak kecil. Justru teknik itu membuat saya tidak didengar -,-
kalau sudah begitu, saya jadi kesal sendiri. Seringkali saya tidak didengar oleh lawan bicara saya.
Saya susah untuk serius, karenanya beberapa orang terkadang ragu dengan ucapan saya.ya, saya memang suka bercanda.
Saya senang bercerita. Sampai-sampai tidak ada hentinya saya berbicara dan bahkan sampai melebar kemana-mana, dan seringkali saya lupa apa inti dari cerita saya,lupa sebenarnya apa yang ingin saya sampaikan.
Saya terlalu ambil pusing omongan orang. Saya seringkali memikirkan hal-hal kecil yang sebenarnya kata orang tidak penting. Tapi entah menurut saya itu penting, karena dari hal-hal kecil dapat menyebabkan sesuatu menjadi besar. Satu contoh.Ketika seseorang berkata 'nyusahin gw aja sih lo' kata-kata itu selalu saya pikirkan. Saya selalu terngiang-ngiang dengan kalimat itu. Apakah saya memang begitu?? Sampai-sampai dia mengeluarkan kalimat seperti itu. Kemudian saya berpikir dan mengingat2 semua kejadian-kejadian yang menyangkut saya dengan orang itu. Saya berusaha mencari apa yang salah dengan saya.
Mudah tersinggung. Kata yang tepat untuk saya. Seringkali saya mendapat cap oon, lemot, lama nyambung dan kata-kata serupa makna lainnya. Iya, saya akui. Tapi coba kamu pikirkan, setiap saat kamu harus mendengar kalimat itu tertuju kepada kamu. Pasti kamu akan terusik. Apalagi ketika mood sedang kacau. Kalimat tersebut bagai api kecil yang menyulut seember minyak tanah. Itu salah satu contohnya.
Sering melihat ke belakang. Terbuai akan kenangan memang sulit dihindari. Apalagi jika itu adalah sebuah kenangan indah. Tapi apa jadinya jika kita terus berjalan di tempat karena kita sulit merelakan yang sudah lalu. Kalian dapat melihat saya. Ya, saya terjebak di ruang nostalgia. Entah, mungkin karena saya tukang menghayal, tukang melamun, jadi saya seringkali memutar kembali memori kenangan yang tersimpan di otak saya. Mudah saja jika saya ingin memberi contoh. Misal kemarin, ketika saya sedang membereskan kamar, saya menemukan sebuah buku diary, buku diary antara saya dan sahabat saya. Ketika melihatnya, saya tertegun dan menghentikan aktivitas yang semula saya kerjakan (membereskan kamar). Dan akhirnya pekerjaan saya tidak selesai karena saya asik memutar memori antara saya dan sahabat saya yang ada di dalam buku itu. Akibat lain dari kebiasaan saya memutar ulang memori yang sudah lalu adalah status saya yang sulit melanjutkan hidup yang ada sekarang (baca: move on) sehingga semua terbengkalai (termasuk skripsi saya) saya tidak berkembang. Saya masih sama seperti saya di 1 tahun lalu. Tidak ada yang berbeda, tidak ada kemajuan, mungkin sedikit perubahan; saya menjadi kacau.
Terkadang suatu benda dapat membuat kita memutar kembali kenangan yg ada di benda tersebut, wewangian, sebuah tempat, makanan, boneka, sebuah lagu bahkan mungkin sebatang lidi dapat melakukan itu. *km pasti menyetujui pernyataan saya*
Pelupa, kata yang tepat berikutnya untuk saya. Saya terkadang iseng melihat-lihat artikel di internet tentang kebiasaan pelupa ini. Banyak artikel berkata kebiasaan ini dapat disebabkan karena kurangnya waktu tidur (sehingga otak kurang istirahat), pola tidur yzng tidak menentu.
FYI. Tidur sangat penting bagi kesehatan otak dan dapat memulihkan ingatan kita. Karena saat tidur, otak kita merefresh kembali informasi-informasi yang telah kita terima. Saat kita tidur otak menyimpan semua informasi ke dalam folder2 di ingatan kita. Maka itu jika kita kurang tidur, kita jadi sering lupa, karena otak kita hanya diberikan waktu yang sedikit untuk menyusun informasi-informasi pada folder di memori otak kita. Saat me-refresh informasi itulah yang terkadang muncul di mimpi kita. Makanya kita sering memimpikan sesuatu yg sedang kita pikirkan, bermimpi sesuatu yang sudah terjadi sebelumnya. Dan justru orang yang tidurnya mengalami mimpi sebenarnya adalah orang yang tidurnya tidak nyenyak. Karena mereka telah berpikir terlalu berat sehingga ketika otak kita sedang me-refresh informasi, memori tersebut sampai terbawa ke alam bawah sadar kita. (ini salah satu contoh kebiasaan saya yg gemar bercerita, saya ingin bercerita ttg diri saya, skrg saya malah bercerita ttg otak. Benar kan? Meracau kemana2)
Ah, sudahlah. Daripada saya semakin ngawur, kita sudahkan saja tulisan ini. Sekian.
###